Senin, 14 Maret 2011

KELANGKAAN AIR


Air merupakan salah satu kebutuhan dasar bagi setiap makhluk hidup, tidak terkecuali manusia. Dapat dipastikan manusia tidak akan mampu bertahan hidup tanpa air, karena air merupakan salah satu elemen dasar yang menunjang proses metabolisme tubuh manusia. Ketergantungan manusia terhadap air tidak hanya berhenti pada kebutuhan biologis semata, namunjuga menyangkut aspek sosial dan ekonomi. Sumur bagi masyarakat pedesaan di Jawa selainsebagai milik pribadi juga memiliki fungsi sosial.Air juga memiliki peranan yang penting dalam perekonomian

Sektor industri juga tak dapat lepas dari ketergantungan terhadap air. Bahkan perkembangan suatu wilayah juga ditentukan oleh ketersediaan air yang memadai. Begitu besarnyaketergantungan manusia terhadap air disebabkan oleh sifat air yang tidak dapat disubtitusi dengan barang yang lain.

Seiring meningkatnya populasi manusia maka tingkat kebutuhan terhadap air juga semakin tinggi. Terdapat sebuah ironi mengenai air. Walaupun planet bumi merupakan planet yangberkelimpahan air, yaitu dua per tiga luasan bumi tertutup oleh air, namun saat ini di berbagai belahan dunia muncul fenomena kelangkaan air. Pada tahun 1998, sebanyak 208 negara mengalami kesulitan atau kelangkaan air, dan diperkirakan akan bertambah 56 negara pada tahun 2025. Pada rentang waktu tahun 1990 hingga 2025, jumlah orang yang yang hidup di negara yang kekuranganair diperkirakan akan meningkat dari 131 juta jiwa menjadi 817 juta jiwa.

Beberapa negara di dunia mulai merasakan konflik perebutan air. Fenomena kelangkaan air saat ini telah menjadi isu global yangmenjadi permasalahan bersama. Sumber daya air merupakan sumber daya alam yang memiliki sifat terbatas baik secara kualitas maupun kuantitas untuk memenuhi kebutuhan manusia. Keterbatasan kualitas air adalah mutu air yang tidak layak untuk digunakan atau dikonsumsi manusia Rendahnya kualitas air merupakanmasalah yang serius, namun ternyata terdapat juga masalah berupa distribusi sumber air yang tidak merata. Upaya pemenuhankebutuhan air bersih ini seringkali tidak hanya dihadapkan pada kurangnya sumber air yang dapatdieksploitasi, namun juga kurangnya sumber daya lainnya, seperti modal dan sumber daya manusia yang tidak mendukung upaya pemenuhan kebutuhan air bersih.

Kelangkaan air

Apa sebenarnya kelangkaan air?

Sebagian orang mungkin mengatakan bahwa kelangkaan air menyangkut kemiskinan dan  penduduk yang semakin bertambah. Sebagian lainmungkin berbicara tentang pembagian, pemborosan dan kurangnya penghormatan terhadap air di tengah masyarakat yang materialistis dan konsumeristis. Yang lain akan mengatakan bahwa kelangkaan air berkenaan dengan privatisasi pelayanan pasokan air dan kepemilikan atasnya – di mana 95% dari kegiatan-kegiatan pelayanan air ini masih dikendalikan oleh sektor publik.Setiap wargamemiliki hak asasiatas air sebagaimanahalnya hak ataskesehatan dan pendidikan.Akses ke barang-barang kebutuhan asasi semacam itu bukan soal pilihan, melainkan soal hak asasi. mengulangi dan memaparkan secara panjang lebar dukungannya bagi hak atas air. Air pada dasarnya tidak dapat diperlakukan sebagai sekadar komoditas di antara pelbagai komoditas yang lain.

Pemikiran sosial selalu menekankan bahwa upaya mempertahankan dan memelihara harta milik umum seperti alam lingkungan dan lingkungan manusia, tidak dapat dijamin melulu oleh kekuatan-kekuatanpasar, karena harta benda itu berlandas pada kebutuhan-kebutuhan dasarmanusia yang tidak terjangkau logika pasar. Dengan mengikuti metode “melihat, menilai dan bertindak, ini bertujuan untuk menyajikan  informasi tentang isu yang berkenaan dengan air, untukmembantu mendorong terciptanya gaya hidup lestari.Dan isu lain yang berkenaan dengan Keadilan Sosial dan Lingkungan. Air adalah unsur hakiki, bukan saja untuk tanaman dan hewan yang tengah bertumbuh kembang, melainkan juga untuk bertahannya hidup manusia. Namun kelangkaan air adalah gejala yang mendunia. Di banyak wilayah pedesaan, permukaan air bawah tanah jauh menurun, mata air-mata air tercemar dan persediaan menurun secara drastis. Persingan atas sumber daya air di antara para pemanfaan irigasi, pemilikindustri dan konsumen rumah tangga kota acap kali menguntungkan para penguasa,sehingga menelantarkan mereka yang kurang berdaya dalam kehausan. Kepasifankita akanmeninggalkan dampak mendalam bagi kehidupan dalam segala bentuknyadan khususnya bagi mereka yang lemah dan terpinggirkan di atas bumi.


Sekelumit Data Tentang Air

“Air, air di mana-mana namun tak setetes pun untuk diminum.”
Mengapa kita harus menjadi pemakai air yang efisien? Air segar semakin langka dewasa ini – Laporan Perkembangan Air Dunia PBB meramalkan bahwa “sekitar pertengahan abad ini, seturut perkiraan paling pesimis 7 miliar orang di 60 negaraakan mengalami kelangkaan air, menurut perkiraan paling optimis 2 miliar orang di 48 negara.

Renungkan fakta-fakta berikut:
·         Hampir 98% air di planet bumi adalah air asin, tidak baik untuk dikonsumsi manusia. Kurang dari 1% dari total air segar tersedia untuk kita; sebagian besardari air segar    itu tersimpan dalam salju dan es kutub. Dengan kata lain: dari setiap 100 liter air, kurang dari setengah senduk teh merupakan air segar yangdapat dikonsumsi oleh manusia.
·         Konsumsi air global telah meningkat hampir 10 kali sejak tahun 1900. Pendudukdunia diramalkan bertambah sekitar 45% pada 30 tahun mendatang, sementarapemborosan air segar diperkirakan akan bertambah sekitar 10%.
·         Perkiraan baru-baru ini memperlihatkan bahwa perubahan iklim akan turut menyebabkan meningkatnya kelangkaan air global sekitar 20%. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi kelangkaan air tersebut adalah:
*      melorotnya sumber air, permukaan air bawah tanah, daerah-daerah rawa-rawa dan teluk.
*      tidak   meratanya penyebaran air.
*      konflik-konflik lintas batas.
*      privatisasi.
·         Menurut Laporan Pembangunan Manusia PBB tahun 1998, 3/5 dari 4,4 miliar penduduk di negara-negara berkembang kurang mendapatkan akses kepada kesehatan dasar dan hampir 1/3 dari mereka tidak memiliki akses kepada air bersih.

·         Dalam pertemuan tentang Tujuan Pembangunan Milenium, 2000, PBB sepakatuntuk mengurangi hingga separuh (jadi 1,2 miliar) penduduk yang tidak memiliki akses kepada air yang layak dikonsumsi sampai sekitar tahun 2015. Targetsejenis untuk tahun 2015 disepakati dalam Pertemuan Tingkat Tinggi DuniaMengenai Pembangunan Lestari, 2002, bagi sanitasi (tidak dimiliki sekitar 2,4 miliar orang).

·         Penggunaan air global dibagi sebagai berikut: untuk pertanian: 70%; industri:22% dan rumah tangga 8%.

·         Penggunaan air yang tak kasat mata: rata-rata air (dalam liter) yang dibutuh kan untuk menghasilkan satu kilo: ubi-ubian (1.000), jagung (1.400), padi (3.400),daging ayam (4.600) dan daging sapi (42.500).5

·         Lebih dari setengah sungai-sungai utama di dunia menipis dan tercemar secara serius, dan 25 juta orang mengungsi dari rumah mereka pada tahun 1998 karena tercemarnya dan hilangnya lembah-lembah sungai. Untuk pertama kalinya jumlah ini melebihi jumlah para pengungsi perang.

·         Organisasi Makanan dan Pertanian PBB memperkirakan bahwa 100 orang turis dalam waktu 55 hari menggunakan jumlah air yang sama dengan jumlah air yang dibutuhkan untuk menumbuhkan padi yang dapat menjadi makanan untuk100 orang penduduk kampung selama 15 tahun.


Privatisasi Air

Menurut perkiraan, sekitar tahun 2025 dua pertiga dari penduduk dunia tidak akan memiliki akses kepada air minum dalam jumlah yang memadai. Banyak perusahaan multinasional melihat “krisis” bagi kemanusiaan tersebut sebagai peluang ekonomi.Majalah Fortune, edisi Mai 2000 menegaskan: “pada abad ke-21 air tampaknya akan mengambil peran yang dimainkan minyak pada abad ke-20: menjadi komoditas bernilai yang menentukan kesejahteraan bangsa-bangsa. Namun, tidak seperti minyak, air tidak memiliki subsitusi!

Bagi banyak orang, air tidak dapat dipikirkan sebagai sebuah “komoditas” yang harus dibeli dan dijual. Air selalu dilihat sebagai suatu “modal publik” karena air sangat hakiki, bukan saja untuk kehidupan manusia, melainkan juga untuk hewan dan tanaman seperti juga untuk kehidupan planet itu sendiri. Penyediaan air karena itu merupakan tanggung jawab publik dan sistem-sistem perkotaan.

1. Akses kepada persediaan air yang bersih dan memadai adalah hak asasi:

Air adalah milik bersama bangsa manusia. Inilah basis bagi kerja sama dalam rangka suatu kebijakan air yang memberikan prioritas kepada orang-orang yang hidup dalam kemiskinan. Peran sentral pribadi manusia harus diutamakan dalam setiap pertimbangan. Bagaimana pun juga, di banyak negara sedang berkembang pelayanan air, dalam rangka menyediakan pasokan air yang aman, masih sangat jauh dari cukup.Situasinya sekian dramatis sehingga tidak dapat ditangani tanpa meningkatnya bantuan pembangunan dan investasi swasta terpusat dari luar negeri. Dana-dana yang diberikan melalui keringanan utang dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan pelayanan air.

2. Privatisasi dan milik bersama: ada bahaya yang melekat pada sikap yang melihat air sekadar sebagai komoditas, yang dapat dijual di pasar.

Prinsip tujuan universal barang-barang hasil ciptaan menandaskan bahwa penduduk dan negara-negara, termasuk generasi yang akan datang, memiliki hak atas akses fundamental kepada barang-barang tersebut .

Ternyata sangat sulit untuk menjaga keseimbangan yang benar dari kemitraan publik – privat. Kesalahan-kesalahan serius sudah dilakukan.  Upaya pemberdayaan pemerintah-pemerintah dan komunitas-komunitas lokaldalam mengendalikan persediaan air harus mendapat penekanan. Managemen air harus berpijak pada pendekatan partisipatoris, melibatkan pemanfaat, perencana dan pengambil kebijakan pada semua tingkatan.

Dalam membentuk keterlibatan sektor privat bersama negara, harus ada kesetaraan umum antara semua pihak, yang memungkinkan lahirnya keputusan- keputusan atas dasar informasi yang memadai dan kesepakatan-kesepakatan yang masuk akal. Keprihatinan utama dari keterlibatan sektor privat dalam bidang air adalah jaminan bahwa upaya-upaya dalam mencapai pelayanan air yang efisien dan dapat diandalkan tidak menimbulkan dampak negatif yang tidak semestinya bagikaum miskin dan keluarga-keluarga berpendapatan rendah. Air adalah satu factor penentu dalam kemampuan bumi yang luar biasa untuk menahan penderitaan,untuk memulihkan dirinya.Namun serangan dewasa ini terlampau kuat dan membahayakan kemungkinan manusia bias hidup terus di atas bumi ini. Sementara sistem penataan ai rmakin berantakan,jutaan manusia menderita karena hak atas air telah tersita.penyangga kehidupan. Mereka bekerja sama pada tingkat lokal dan internasional untuk melindungi air planet ini yang sekian bernilai dan menjamin hak semua orang untuk mendapat akses kepada air. Di dalam krisis yang tengah kita hadapi, kita perlu bergabung dengan mereka yang tidak memiliki air dan berada dalam ancaman, dan bersama mereka yang tengah berjuang demi memperoleh keadilan bagi manusia serta berjuang demi pemeliharaan sumber daya berharga yang satu itu.

Inilah Tantangan Dewasa ini:

Kita memiliki sumber daya dan membangun jaringan dan cara-cara untuk mengkomunikasikan pesan dan memberikan peringatan akan ancaman terhadap kehidupan ini. Melalui spiritualitas dan karisma-karisma kita, kita memiliki komitmen bagi rekonsiliasi dan pemulihan keseimbangan.

Kita adalah orang-orang yang berpijak pada etika kesejahteraan umum dan etika bela rasa dengan mereka yang menderita dan membutuhkan pemeliharaan. Bagaimana tanggapan kita, akan ketergantungan kepada tempat kita hidup. Untuk mereka yang hidup dalam masyarakat-masyarakat dan negara-negara yang ditandaioleh nilai-nilai konsumerisme dan materialisme, cara-cara untuk hidup dalam harmoni dengan ciptaan akan berbeda dari mereka yang hidup di tengahmasyarakat-masyarakat dan negara-negara, di mana hakikat utama untuk suatukehidupan yang bermartabat secara manusiawi nyaris tak ada.

Melindungi Air

Setiap kali Anda melihat atau menggunakan air, ingatlah bahwa air tersebut adalah satu karunia Allah. Belajarlah untuk mengembangkan sikap hormat terhadap zat cair vital ini. Air bukanlah sebentuk komoditas atau objek melainkan bagian dari hidup.Air adalah kehidupan – kehidupan untuk orang miskin – kehidupan untuk dunia.

Menghemat Air

Pikirkan sejumlah cara agar  menghemat air di rumah. Misalnya, perbaiki keran-keran air, batasi kegiatan siram taman dan berlama-lama mandi dan berikan dukungan untuk metode-metode alternatif dalam menangani pembuangan kotoranmelalui air.

Jadilah tokoh pembela “air untuk semua”sebagai hak asasi manusia. Kembangkan suatu kesadaran kritis. Waspadalah terhadap rekomendasi-rekomendasi yang mengambil tanggung jawab dari tangan pemerintah-pemerintah lokal dan nasional atas isu air dan menyerahkannya kepadaperusahaan-perusahaanswasta, khususnya multinasional. Libat kan masyarakat madani dalam perencanaan dan pelaksanaan strategi-strategi untuk mempertahankandan memelihara air.

Belajarlah dari komunitas- komunitas yang berhasil memecahkan masalah-masalah yang berkenaan dengan air. Hidupkan kembali teknik-teknik mengambil air (pengetahuan dan praktik-praktik tradisional), lindungi daerah mata air dengan mendorong program-program penghijauan dan berkampanye untuk menanam pohon.

Bangun kesadaran menyangkut pentingnya daerah berumput yang sehat, daerah –daerah pertanian, tanah-tanah payau dan daerah-daearah hutan; itulah jaminan satu-satunya terhadap kelangkaan air.

Kesimpulan

Kesadaran dan kemandirian secara eksplisit memberikan salah satu potret nyata mengenai partisipasi pengguna air dalam mengatasi kelangkaan air. Pendekatan partisipatif memiliki berbagai kelebihan antara lain dukungan  yang lebih optimal yang terwujud dalam kemudahan mobilisasi sumber daya, serta adanya transparansi dan akuntabilitas pengelolaan dengan kontrol bersama. Pendekatan partisipatif menjadi pilihan yang paling rasional ini termasuk daerah yang miskin dan jauh dari pusat pelayanan publik.

Pola pendekatan partisipasi merupakan bentuk pembangunan yang melibatkan komunitas pengguna air tidak hanya sebagai objek pembangunan, namun juga sebagai subjek dari pembangunan. Bentuk pembangunan partisipatif ini merupakan manifestasi dari sebuah pembangunan demokratis yang  berkembang sekarang ini. Dalam pembangunan yang partisipatif.

Para pengguna air dapat mengambil berbagai bentuk keterlibatan dalam pembangunan baik dalam peran, maupun dalam intensitas kebijakan. Peran serta komunitas pengguna air dalam pengelolaan sumber daya air pada dasarnya beranjak dari cara memandang air tidak sekedar memiliki nilai ekonomis, namun juga fungsi sosial. Air merupakan sumber daya komunitas yang diperlukan oleh seluruh anggota komunitas dan merupakan tanggung jawab bersama. Peran serta para pengguna air dalam pengelolaan air merupakan sebuah perangkat yang melibatkan institusi dan kelompok-kelompok komunitas  untuk mendayagunakan sumber air yang mereka miliki, sekaligus juga melestarikannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar